MAKALAH
“BEDAK PUROL”
Disusun
oleh
Lya MarLyanti Bian F201501121
STIKES MANDALA WALUYA KENDARI
JANUARI 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring
perkembangan zaman, perkembangan kosmetik pun tak ketinggalan. Beragam macam
kosmetik dijumpai di berbagai tempat seperti toko-toko kecantikan, salon-salon,
pasaran dan masih banyak lagi. Namun tak semua kosmetik yang dijumpai bisa
memberikan hasil yang baik. Seperti yang kita ketahui, ada beberapa oknum yang
tidak bertanggungjawab dan hanya mengedarkan kosmetik berbahaya untuk mendapat
keuntungan. Untuk itu, disinilah peran farmasi sangat dibutuhkan. Salah satunya,
adanya penyuluhan di beberapa tempat untuk memberikan informasi tentang kosmetik
yang baik dan aman digunakan, juga tidak berbahaya bagi konsumen.
Kosmetik yang
sering kita jumpai diantaranya adalah bedak, lipstik, eye shadow, deodoran,
parfum, lotion dan lain lain. Seperti halnya bedak, bedak kita ketahui ada banyak
sekali tawaran produsen yang menjanjikan kulit tampak sehat dan bersih. Wanita
tak segan-segan untuk membeli beberapa produk kosmetik untuk tampil lebih
“woow” dan tampil beda dengan riasan produk kecantikan. Tetapi sebagai konsumen
juga harus benar-benar memilih kosmetik yang aman dan hasilnya terjamin.
Kosmetik berbahaya yang bisa menimbulkan gatal-gatal dan membuat ketidakcocokan
kepada konsumen. Untuk itu konsumen harus dengan jeli memilih dan membeli
produk kecantikan. Konsultasi ke dokter kecantikan juga sangat perlu, karena
untuk mengetahui jenis kulit agar lebih mudah untuk memilih kosmetik yang aman
dan hasilnya terjamin untuk kulit.
Kulit sensitif
memang harus dijaga dan dirawat dengan baik. Terkena polusi, terik matahari
yang begitu membakar membuat kulit kadang terasa gatal. Sangat tidak nyaman
apalagi gatal-gatalnya menimbulkan warna merah. Maka dari itu, kosmetik seperti
bedak purol yang di racik sedemikian rupa yang terjamin penyembuhkan dan
keamanannya. Dikarenakan khasiat dari masing-masing bahan yang terkandung yang
bisa melawan bakteri ataupun virus yang menyerang. Bedak purol ini memberikan
perlindungan pada kulit dari bakteri jahat, juga memberikan aroma yang khas
karena kandungan masing-masing bahan dari bedak purol.
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui cara pembuatan bedak
purol.
2.
Untuk mengetahui jenis dan bahan dari
bedak purol.
1.3 Manfaat
1.
Dapat memahami tahap-tahap dalam
pembuatan bedak purol.
2.
Dapat mengenal jenis dan bahan dari bedak
purol.
3.
Dapat membangkitkan dan mengembangkan
kreativitas dalam pembuatan sediaan kosmetik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kosmetik
Kosmetik adalah
sediaan/ paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan, untuk membersihkan,
menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan penyakit. (SK. MENKES No. 140/ 1991). Dan atau,
Kosmetik adalah bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan
atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
2.2 Penggolongan Kosmetik
Berdasarkan bahan, penggunaannya & maksud untuk evaluasi:
1). Kosmetik golongan I adalah:
a)
Kosmetik yang digunakan untuk bayi
b)
Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut
dan mukosa lainnya.
c)
Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan
kadar dan penandaan.
d)
Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum
lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
2). Kosmetik golongan II adalah:
Kosmetik
yang tidak termasuk golongan I dan
atau,
ü
Penggolongan kosmetik
menurut cara pembuatan
Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan
(Tranggono, 2004) sebagai berikut:
·
Kosmetik Modern
Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah
secara modern (termasuk di antaranya adalah cosmedic).
·
Kosmetik tradisional
1.
Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang
dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang
turun-temurun.
2.
Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi
bahan pengawet agar tahan lama. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen
yang benar-benar tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan
tradisional.
ü
Penggolongan kosmetik
menurut kegunaannya
Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit:
·
Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan
kulit. Termasuk di dalamnya:
1.
Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun,
cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
2.
Kosmetik untuk melembabkan kulit (mosturizer),
misalnya mosturizer cream, night cream, anti wrinkel cream.
3.
Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan
sunscreen foundation, sun block cream/lotion.
4.
Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit
(peeling), misalnya scrub ceram yang berisi butiran-butiran halus yang
berfungsi sebagai pengamplas (abrasiver).
·
Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat
pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta
menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confident).
Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar.
ü Kosmetik
dekoratif terbagi menjadi 2 golongan (Tranggono, 2004), yaitu:
1.
Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada
permukaan dan pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eyes
shadow, dan lain-lain.
2.
Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya
dalam baru lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut,
pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut.
ü
Penggolongan kosmetik bahan
dan penggunaannya
Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud
evaluasi produk kosmetik dibagi menjadi 2 golongan (Ditjen POM, 2004):
·
Kosmetik golongan I adalah:
1.
Kosmetik yang digunakan untuk bayi
2.
Kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut
dan mukosa lainnya
3.
Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan
kadar dan penandaan
4.
Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum
lazim serta belum diketahui keamanan dan kemanfaatannya.
·
Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak
termasuk ke dalam golongan I.
2.3 Definisi Pulvis dan Pulveres
Serbuk adalah campuran kering bahan
obat atau zat kimia yang dihaluskan untuk pemakaian oral atau dalam atau untuk
pemakaian luar. Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga
lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan padatan
lainnya (seperti kapsul, tablet, pil).
Serbuk
oral dapat diberikan dalam bentuk terbagi (pulveres atau divided powder atau
chartulae) atau tak terbagi (pulvis atau bulk powder). Serbuk oral tak terbagi
terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti laksansia, antasida,
makanan diet dan beberapa jenis analgetik tertentu, dan pasien dapat menakar
secara aman dengan sendok teh atau penakar lainnya. Serbuk tak terbagi lainnya
adalah serbuk gigi dan serbuk tabur yang keduanya digunakan untuk pemakaian
luar.
Umumnya serbuk ternagi dibungkus
dengan kertas perkamen dan untuk lebih melindungi dari pengaruh lingkungan,
serbuk ini dapat dilapisi dengan kertas selofan atau sampul polietilena.
2.4 Cara Pembuatan atau Meracik
Serbuk
Serbuk diracik dengan cara mencampur
bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan obat yang
jumlahnya sedikit, kemudian di ayak, biasanya menggunakan pengayak no. 60, dan
di campur lagi.
1. Jika
serbuk mengandung lemak, harus diayak dengan pengayak no. 44.
2. Jika
obat bobotnya kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut tidak dapat ditimbang
harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok.
3. Jika
obat berupa serbuk kasar, terutama simplisia nabati, serbuk digerus lebih
dahulu sampai derajat halus sesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus
serbuk, setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50o.
4. Jika
obat berupa cairan misalnya tingtur dan ekstrak cair, pelarutnya diuapkan
hingga hampir kering, dan serbukkan dengan zat tambahan yang cocok.
5. Obat
bermassa lembek, misalnya ekstrak kental, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai
secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok.
6. Jika
serbuk obat mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan
pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok.
2.5 Keuntungan dan Kerugian Sediaan
Bentuk Serbuk
Keuntungan
bentuk serbuk, antara lain:
1. Serbuk
lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang dipadatkan.
2. Anak-anak
atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan
obat dalam bentuk serbuk.
3. Masalah
stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak ditemukan dalam
sediaan serbuk.
4. Obat
yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk
serbuk.
5. Obat
yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam
bentuk serbuk.
6. Dokter
lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita.
Kerugian
bentuk serbuk, antara lain:
1. Tidak
tertutupnya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di lidah, amis,
dan lain-lain).
2. Pada
penyimpanan kadang terjadi lembap atau basah.
2.6 Syarat-syarat Serbuk
Secara
umum syarat serbuk adalah sebagai berikut.
1. Kering.
2. Halus.
3. Homogen.
4. Memenuhi
uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan (seragam
dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk terbagi atau pulveres yang
mengandung obat keras, narkotik, dan psikotropik.
2.7 Pulvis
Pulvis adalah serbuk yang tidak
terbagi-bagi dan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain: pulvis
adspersorius (serbuk tabur atau bedak) adalah serbuk ringan untuk penggunaan
topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan
dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang
peka.
Syarat-syarat
pulvis adspersorius.
1. Harus
halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar (harus melewati ayakan 100 mesh).
2. Talk,
kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri clostridium tetani,
c. welchii dan bacillus anthracis serta disterilkan dengan cara D (cara
kering).
3. Tidak
boleh digunakan untuk luka terbuka.
2.8 Cara Pembuatan Secara Umum
Serbuk Tabur
· Serbuk
tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 100.
· Serbuk
tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 44.
· Seluruh
serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai
seluruhnya terayak.
· Bagian
zat berlemak dibasahi lagi dengan eter lalu diaduk dengan serbuk yang telah
terayak.
2.9 Pengertian Bedak
Bedak adalah sediaan kosmetika yang
digunakan untuk memulas kulit wajah dengan sentuhan artitik untuk meningkatkan
penampilan wajah.
Jenis-jenis
Bedak.
1. Bedak
Tabur
Adalah
sediaan kosmetika berupa bubuk halus, lembut, homogen, sehingga mudah
ditaburkan atau disapukan merata pada kulit wajah.
Syarat
bedak.
a. Mudah
disapukan.
b. Bebas
partikel keras dan tajam.
c. Tidak
mudah menggumpal.
d. Tidak
mengiritasi kulit.
e. Memenuhi
derajat halus tertentu.
Sifat-sifat
Bedak yang Baik.
a. Dapat
menutupi kekurangan kulit seperti berpori besar, berkilat dan cacat kecil.
b. Dapat
tersebar rata pada muka dan memberi kesan licin.
c. Dapat
melekat pada kulit muka.
d. Dapat
menyerap sekresi kulit muka misalnya keringat dan minyak.
e. Memberi
kesan lembut pada wajah.
Bahan-bahan.
a. Bahan
dasar
· Bahan
silikat: talkum, kaolin.
· Golongan
karbonat: magnesium karbonat.
· Golongan
oksida logam: ZnO, Ti O2.
· Golongan
polisakarida: pati beras.
· Golongan
garam logam asam organik: Mg Stearat, Zn stearat.
b. Bahan
pengikat
Gunanya
untuk memberi efek mengkilat bagi pemakainya. Contohnya: guanine (senyawa
alam), bismut oksiklorida (sintetis), serbuk mutiara.
c. Bahan
pewarna
Sesuai
dengan yang diizinkan Badan POM, jumlahnya 1-5%.
d. Pewangi
Syarat.
a. Tidak
merangsang kulit.
b. Stabil
pada media yang sedikit alkalis.
c. Tidak
teroksidasi
d. Tidak
mudah menguap.
Karena
kulit ada tiga macam yaitu normal, sedikit berminyak, kering dan berminyak,
maka bedak juga dibagi menjadi tiga macam berdasarkan kekuatan menutupinya:
1. Bedak
ringan : untuk kulit kering.
2. Bedak
sedang : untuk kulit normal.
3. Bedak
berat : untuk kulit
berminyak.
1. Bedak
Padat
Adalah
sediaan kosmetika berupa padatan lembut homogen, mudah disapukan merata pada
kulit dengan spon. Bahan-bahannya terdiri dari bahan dasar, bahan pengikat dan
bahan pengawet.
Persyaratan
Bedak Padat.
1. Mudah
disapukan dengan spon.
2. Bebas
partikel keras dan tajam.
3. Tidak
mudah remuk dan pecah.
4. Tidak
mengiritasi.
5. Dalam
penyimpanan harus tetap memiliki sifat: bebas partikel keras dan tajam, tidak
cenderung menjadi remuk dan pecah, pada suhu kamar kwalitasnya tetap baik.
3.
Shimmering Powder
Bentuknya
bubuk atau padat, berwarna, dan berglitter. Digunakan sebagai sentuhan akhir
setelah merias wajah. Bedak jenis ini bisa digunakan di punggung, leher dan
lengan jika gaun dengan sedikit terbuka.
4. Meteorite Powder
Bentuknya
bulat kecil berwarna-warni. Digunakan setelah bermake-up, sebagai sentuhan
akhir. Sebaiknya digunakan dengan kuas besar.
5. Two Way Cake Powder
Bentuknya
mirip compact powder, namun memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai bedak
sekaligus foundation. Digunakan setelah memakai pelembab dengan spons kering
bila ingin dipakai sebagai bedak biasa, dan gunakan spons basah jika ingin
dipakai sebagai foundation. Sangat praktis karena sekaligus berfungsi sebagai
alas bedak dan menyerap minyak. Masa pemakaian 1 tahun.
Manfaat
Bedak.
1. Dengan
bedak, riasan akan dapat bertahan lebih lama.
2. Minyak
pada wajah dapat diserap oleh bedak yang digunakan.
3. Bedak
dapat membuat wajah lebih bersinar.
BAB III
METODOLOGI KERJA
3.1 Formula Bedak Purol
R/
Acid Salicyl 2 g
Bals.
Peruvlan 2 g
Adeps.
Lanae 4 g
Magn.
Oxyd 10 g
Zinc.
Oxyd 10 g
Talk
Venet ad 100
m.f
pulvis
S.u.e
Dr.
Ester
SIP:
012/ DU/ 2000
Telp.
(0370) 613124
|
Malang,
21 Juni 2013
R/
Bedak Purol 20 g
m.f
pulvis
S.ue
Pro: Tya
|
3.2 Monografi Bahan
1. Acid
Salicyl
Nama
Latin : Acidum
Salicycum.
Nama
Lain : Asam Salisilat.
Pemerian : Hablur putih, biasanya
berbentuk jarum hablur atau serbuk hablur halus putih, rasa agak manis tajam
dan stabil, di udara bentuk sintesis warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat
dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah jambu dan
berbau lemah mirip mentol.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan
dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P,
larut dalam amonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P,
natrium sitrat P.
Khasiat : Antifungi atau antijamur.
2. Bals.
Peruvlan
Nama
Latin : Balsamum
Peru Vlanum.
Nama
Lain : Balsem Peru.
Pemerian : Cairan kental, lengket tidak
berserat, coklat tua dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan kemerahan
bau aromatik khas menyerupai vanili.
Kelarutan : Larut dalam kloroform P, sukar
larut dalam eter P, dalam eter minyak tanah P dan dalam asam asetat glasial P.
3. Adip
Lanae
Nama
Latin : Adeps
Lanae.
Nama
Lain :
Lemak Bulu Domba.
Pemerian : Zat berupa lemak, lekat
kuning muda atau kuning pucat tembus cahaya, bau lemah dan khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air,
agak sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam
eter P.
Khasiat : Sebagai zat tambahan.
4. Magn.
Oxyd
Nama
Latin : Magnesii
Oxydum.
Nama
Lain : Magnesium Oksida.
Pemerian : Serbuk sangat ringan, putih
tidak berbau, rasa agak basa berat, serbuk bergumpal putih rasa agak basa.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air,
praktis tidak larut dalam etanol (95%) P, larut dalam asam encer.
Khasiat : Sebagai zat tambahan.
5. Zinc
Oxyd
Nama
Latin : Zinci
Oxydum.
Nama
Lain : Seng Oksida.
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus,
putih atau putih kekuningan tidak berbau, lambat laun menyerap karbondioksida
di udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air
dan dalam etanol (95%) P, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan
alkali hidroksida.
Khasiat : Sebagai zat tambahan.
6. Talk
Venet
Nama
Latin : Talkum.
Nama
Lain : Talk.
Pemerian : Serbuk hablur, sangat hablur
putih atau putih kelabu berkilat mudah melekat pada butir dan bebas dari
butiran.
Khasiat : Sebagai zat tambahan.
3.3 Perhitungan Bahan
1.
Acid Salicyl = 2/ 100 x 20 gr = 0,4 gr.
10 %
x 0,4 gram = 0,04 gr.
0,4
+ 0,04 = 0,44 gram.
|
2.
Bals. Peruvlan = 2/ 100 x 20 gr = 0,4 gr.
10 % x 0,4 gram =
0,8 gr.
0,4 + 0,8 = 0,44
gr.
|
3.
Adeps Lanae = 4/ 100 x 20 = 0,8 gr.
10 % x 0,8 gr = 0,08
gr.
0,8 + 0,08 = 0,08 gr.
|
4.
Magn. Oxyd = 10/ 100 x 20 gr = 2 gram.
10 % x 2 gr = 0,2
gram.
2 + 0,2 = 2,2 gr.
|
5.
Zinc Oxyd = 10/ 100 x 20 gr = 2 gr.
10 % x 2 gr = 0,2 gr.
2 + 0,2 = 2,2 gr.
|
6.
Talk Venet = 20 gr x 10 % = 2 gram.
2 gram + 20 gram = 22 gram.
= 22 – 6,16 = 15, 84 gram.
|
3.4 Cara Pembuatan
1.
Disiapkan alat dan bahan.
2.
Disetarakan timbangan.
3. Ditimbang talk venet 15, 84 gram,
acid salicyl 0,44 gr, magn. Oxyd 2,2 gr, zinc oxyd 2,2 gr, bals. peruvlan
digelas arloji 0,44 gr, adeps lanae 0,88 gr.
4. Acid salicyl dilarutkan dengan etanol
95%, dikeringkan dengan talk dikeluarkan dari mortir, sisihkan.
5. Diambil bals. peruvlan dilarutkan
dengan etanol 95% dikeringkan dengan talk dikeluarkan dari mortir, diletakkan
di perkamen.
6. Diambil adeps lanae dilarutkan dengan
etanol 90%, dikeringkan dengan talk.
7. Nomor 4 dan 5 digerus di mortir
hingga homogen.
8. Ditambahkan zinc oxyd yang sebelum
ditimbang diayak terlebih dahulu, digerus hingga homogen.
9. Ditambahkan magn. oxyd digerus hingga
homogen.
10. Ditimbang sebanyak 20 gr.
11. Dimasukkan ke dalam pot dan beri
etiket biru.
DAFTAR
PUSTAKA
· Anief,
Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM-press
· Syamsuni,
Drs. H. A. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran
· DepKes
RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: DepKes RI
· DepKes
RI. 199. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: DepKes RI
Kak, mau tanyaa.. yang diperhitungan bahan itu 10%nya itu apa yaa.
BalasHapusMakasih
Kadar nya kalo ga salaj
HapusKak mau tanya yangperhitungan bahan tak.vanet nya 22-6,16=15,84 gram . Nah 6,16 nya darimana ya
BalasHapusItu Formula sumber nya dri mna yaa, halaman brp?
BalasHapus